peluang bisnis

sehat berduit photo banner-nskecil-468x60_zps55650371.gif

Sabtu, 26 Januari 2013

GUA MARIA KEREP AMBARAWA


Gua Maria Kerep Ambarawa (GMKA) termasuk pendahulu bagi munculnya gua-gua Maria di Indonesia setelah Gua Maria Sendangsono di Kabupaten Kulonprogo (DIY) dan Gua Maria Sriningsih di Kabupaten Klaten Jawa Tengah.
Gua yang didirikan tahun 1954 ini lahir dengan sejarah yang sangat sederhana dan juga tidak berdasarkan suatu penampakan.
Meski demikian gua ini tak dapat dikatakan terjadi secara kebetulan.
Semuanya terjadi pasti karena kehendak Tuhan yang sudah mempunyai rencana bagi umat manusia di Ambarawa khususnya dan di seluruh Indonesia pada umumnya. 
Kelahiran GMKA tak bisa lepas dari seorang berwarganegara Belanda yang bertugas sebagai pengelola perkebunan di sekitar Ambarawa yang telah mempersembahkan tanah dan rumahnya kepada Gereja. Oleh Gereja tanah dan rumah ini diberikan kepada Kongregasi Bruder Para Rasul atau Bruder Apostolik.
Kongregasi ini didirikan oleh Mgr Albertus Soegijapranata dan beranggotakan orang-orang pribumi serta berstatus sebagai kongregasi keuskupan. Sayang kongregasi ini tidak dapat bertahan lama karena tak ada lagi peminatnya hingga akhirnya dibubarkan. Di tanah biara inilah Gua Maria Kerep Ambarawa didirikan.
Pembangunan GMKA juga terkait erat dengan surat gembala Sri Paus pada tahun 1954. Surat gembala itu berisi tentang penetapan tahun itu sebagai Tahun Maria dalam rangka pengenangan 100 tahun usia dogma “Maria Terkandung Tanpa Noda”. Surat Gembala tersebut menghimbau agar semua paroki menyelenggarakan peringatan sebagai penghormatan kepada Bunda Maria.
Mantan Direktur Kongregasi Bruder Apostolik, Romo J Reijnders yang saat itu menjadi pastor Paroki Santo Yusuf Ambarawa kemudian menghimbau  umat untuk menyelenggarakan  perayaan penghormatan kepada Bunda Maria.
Dan ketika seorang pastor,  yakni Romo Bernardinus Soemarno SJ bertandang ke pasturan,  Romo Reijnders sempat melakukan sharing tentang kegiatan dalam rangka perayaan pesta Maria ini. Oleh Romo Bernardinus Soemarno SJ lalu disarankan agar dibuat sebuah gua sebagai tempat devosi kepada Bunda Maria.
Ide Romo Bernardinus Soemarno SJ ini kemudian segera direalisasi pada tahun itu juga, yakni tahun 1954. Siswa-siswi sekolah guru yang tinggal di Asrama Bruderan dan Susteran Ambarawa dikerahkan untuk mengumpulkan batu dari sungai Panjang dan dikumpulkan di kebun Bruderan Apostolik Kerep. Menurut Rm Reijnders, Bruder FX Woerjoatmodjo SJ yang waktu itu menjadi kepala asrama dan tinggal di Pastoran Ambarawa ikut memimpin anak-anak. "Dia sangat aktif dan sangat disenangi anak-anak," tutur Romo Reijnders.

Gua Maria Kerep Ambarawa merupakan tempat ziarah yang cukup asik untuk dikunjungi. Selain tempatnya asri membuat kita nyaman untuk berdoa, lokasi GMKA juga mempunyai taman yang cukup luas. Jadi buat kita yang datang kesana setelah kita berdoa kita bisa berjalan-jalan dengan keluarga atau sekedar berfoto-foto. Lokasi GMKA cukup mudah untuk dijangkau. Bahkan mobil juga bisa masuk sampai lokasi.
Salah satu pesona GMKA adalah Taman Gua Maria kerep ambarawa.
Taman ini mulai dibangun pada tahun 1954 dengan tujuan utama sebagai tempat ziarah umat Katholik khususnya di wilayah Jawa Tengah bagian Utara. Taman ini juga terbuka untuk umum dengan tatanan landscape yang sangat indah serta udara yang sejuk di perbukitan. Mudah diakses dari kawasan JOGLOSEMAR (Yogyakarta-Solo-Semarang), terletak di seberang terminal bus Ambarawa dengan jarak kurang dari 1km.
Memasuki kawasan Taman, tersedia lapangan parkir yang luas, teduh dan tertata rapi. Di sebelah kiri terdapat Rumah Kaca, tempat favorit untuk mengadakan pertemuan-pertemuan, seluruh dindingnya dari kaca sehingga keindahan pemandangan ke arah lembah dapat dinikmati. Sebelum memasuki gerbang taman terdapat banyak kios yang menyediakan bunga maupun lilin bagi para peziarah.

1 komentar: